Selasa, 10 Desember 2013

RESUME BIOLOGI - Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Betok (Anabas testudineus) yang dipelihara pada Salinitas Berbeda oleh Julius Akbar


RESUME BIOLOGI
TEMA: Pertumbuhan dan Perkembangan, Metabolisme
Oleh: Muhammad Yossi Hadiyoso



Judul Jurnal / Artikel           :

            Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Betok (anabas testudineus) yang dipelihara pada             Salinitas Berbeda

Tahun Tebit                           :

            2012

Penulis                                    :

            Junius Akbar

Sumber                                   :


Isi Jurnal / Artikel                 :

            Pada penelitian ini, penulis mencoba mengulas upaya pengembangan hewan air, ikan betok (Anabas testudineus), untuk meningkatkan ketersediaan hewan tersebut. Ikan tersebut umumnya hidup pada perairan tawar dan payau. Selain itu, Anabas testudineus memiliki labyrinth sebagai alat pernafasan tambahan yang sangat efektif membantu pengambilan O2. Jenis ikan ini juga mampu hidup pada tingkat salinitas yang berbeda (euryhaline) dimana seharusnya dapat menyebabkan kematian pada ikan biasanya.
            Penulis melakukan eksperimen untuk meningkatkan laju pertumbuhan Anabas testudineus. Eksperimen tersebut dilakukan dengan observasi pertumbuhan Anabas testudineus pada tingkat salinitas yang berbeda, yakni penggunaan media air tawar dalam bak plastik 45 L yang ditambahkan garam berkonsentrasi 0%, 10%, dan 20%. Setiap bak berisi 10 organisme Anabas testudineus dengan bobot awal yang sama. Kualitas suhu, pH, O2 terlarut, CO2 bebas, dan NH4 juga disamakan dalam eksperimen ini. Pakan yang diberikan dengan jenis dan kuantiti yang sama dengan frekuensi 2 kali sehari.
            Pada awal eksperimen, diberikan perubahan bobot yang tidak terlalu besar. Penulis berhipotesa bahwa awal perolehan energi yang didapat banyak digunakan setiap organisme untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang baru.
            Hasil selanjutnnya yang diberikan oleh eksperimen adalah perbedaan pertumbuhan relatif pada media salinitas yang berbeda. Diperoleh pertumbuhan mutlak terbaik pada Anabas testudineus yang terdapat pada tingkat salinitas yang terendah. Begitu pula sebaiknya. Hal ini diduga terkait dengan tekanan osmotik cairan tubuh dan lingkungan. Semakin jauh perbedaan perbedaan tekanan osmotik tubuh organisme ini dengan tekanan osmotik lingkungannya, maka semakin banyak metabolisme yang dilakukan oleh ikan tersebut untuk melakukan osmoregulasi sabagai upaya beradaptasi terhadap lingkungannya. Sehingga energi yang digunakan Anabas testudineus untuk tumbuh dipengaruhi oleh metabolisme hewan ini sendiri. Namun, bukan berarti tingkat salinitas mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup organisme tersebut.
            Sebagai kesimpulannya, ternyata media salinitas mempengaruhi pertumbuhan Anabas testudineus. Kemudian kelangsungan hidup organisme tersebut difaktori oleh kualitas air yang terkendali dan kualitas pakan yang diberikan.